![]() |
dok.pribadi |
Saat pertama kali serah terima santriwati, pengasuh ponpes DUPI 1 Malang KH Ahmad Syakirin Asmu'i LC,MA berpesan pada walisantri "Selama 2 bulan santri tidak boleh dijenguk, tidak boleh ditelpon, biarkan santri mengenal dunia pesantrennya, walisantri baru boleh menjenguk jika ada info resmi dari pesantren"
Sebagai walisantri kami berpasrah diri, karena sejak awal kami memahami makna TITIP saat memondokkan anak, jadi sebagai walisantri kami sami'na wa atho'na.
Sepekan yang lalu dapat info resmi dari pesantren jika santriwati baru boleh dijenguk pada hari dan tanggal yang ditentukan, dan ketika dihitung oleh istri pas dihari ke 41 putri kami berada di pesantren, kami pun teringat nasehat para orangtua dulu, "ojo pisan-pisan nyambangi anak nyang pondok nek durung petangpuluh dino"
Ternyata ada rahasia dibalik 40 hari kenapa anak baru boleh disambangi/dijenguk di pesantren?. Dikisahkan dalam surat Al-A’raf Ayat 142,
وَوَٰعَدْنَا مُوسَىٰ ثَلَٰثِينَ لَيْلَةً وَأَتْمَمْنَٰهَا بِعَشْرٍ فَتَمَّ مِيقَٰتُ رَبِّهِۦٓ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً ۚ وَقَالَ مُوسَىٰ لِأَخِيهِ هَٰرُونَ ٱخْلُفْنِى فِى قَوْمِى وَأَصْلِحْ وَلَا تَتَّبِعْ سَبِيلَ ٱلْمُفْسِدِينَ
"Dan Allah telah menjanjikan kepada Musa untuk bermunajat kepada tuhannya selama tiga puluh malam. Kemudian Allah menambah tempo masanya setelah itu dengan sepuluh malam. Dengan demikian, sempurnalah masa yang Allah tentukan bagi Musa untuk Dia berbicara dengannya menjadi empat puluh malam. Musa berkata kepada sauadaranya, Harun , (ketika hendak pergi berjalan untuk bermunajat kepada tuhannya), ”jadilah engkau pengganti diriku bagi kaumku hingga aku pulang. Dan bawalah mereka untuk taat kepada Allah dan beribadahlah kepadaNYa. Dan janganlah engkau mengikuti jalan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi.”
Dari ayat ini kita mengambil hikmahnya, bahwasanya setelah Nabi Musa dan kaumnya selamat dari Fir’aun, beliau melakukan riyadhoh, yaitu dengan menjauhi kemelut dunia dan bermunajat kepada Allah SWT, beliau mengasingkan diri di bukit sinai selama 40 hari dan kemudian mendapatkan janji Allah, yaitu kitab Suci Taurat dan kembali kepada kaumnya Bani Israil.
Begitu juga dalam kehidupan pesantren, santri agar betah di pondok harus riyadhoh melupakan kehidupanya di rumah, tidak memikirkan kondisi apapun yang ada di rumah selama 40 hari, sampai hatinya sudah terbiasa dengan kehidupan pesantren. Setelah 40 hari santri baru boleh dijenguk oleh orang tuanya, karena telah selesai melakukan riyadhoh seperti Nabi Musa. tentunya setelah 40 hari ini diharapkan santri juga dapat melakukan riyadhoh-riyadhoh lainya dan mampu menghadapi ujian dan tantangan lainya di pesantren.
Dalam buku yang berjudul The Power of Habit karya Charles Duhigg, Ia menjelaskan bagaimana sebuah kebiasaan terbentuk, yakni dengan konsep 40 hari, ia menyebut "sebuah tindakan atau kegiatan bisa menjada kebiasaan apabila mampu dilaksanakan terus selama 40 hari"
Alhamdulillah, hari ini pertama kalinya kami menjenguk putri kami di pesantren Darul Ukhuwah Putri 1, dan benar juga saat pertama kali kami bertemu, putri kami banyak bercerita tentang kehidupan di pesantren, ia merasa betah di pesantren karena banyak teman, lebih disiplin tepat waktu, bisa mengelola diri dan bersosialisasi.
Kami pun dikenalkan dengan 3 temannya yang satu asrama, dari Malaysia, Batam dan Probolinggo yang kebetulan orangtuanya tidak menjenguknya. Kemudian kami pinjami HP agar bisa VC an dengan orangtuanya masing-masing sebagai pelepas rindu, dan kami ajak makan bersama, sungguh sebuah ikatan persaudaraan yang terbalut dalam Iman Islam dan Ihsan.
Komentar
Posting Komentar