Langsung ke konten utama

KENAPA BARANG SERING HILANG DI PESANTREN? "Serba serbi pondok pesantren"

dok.pribadi
Sebagai alumni santri yang juga orangtua santri, sedikit banyak saya memiliki pengalaman tentang serba serbi kehidupan di pondok pesantren. Jika melihat tingkah polah santri baru yang baru nyantri satu atau dua tahun saya serasa ingin tertawa ha…ha.. begitupula diera menjamurnya media sosial saat para orangtua santri bikin grup-grup WA kadang saya bacanya sambil senyam senyum, terutama obrolan para ibu-ibu yang selalu kepo apa yang dilakukan anak-anaknya selama di pondok, tak jarang para ustadz ustadzahnya dijapri dimintai info dan disuruh mengirimkan foto anaknya dengan dalih sudah rindu he..he.. bahkan saudara sepupu saya di status WA dan story IG nya memposting foto anaknya yang sedang setor hafalan di salah satu ponpes di Jombang dengan caption “melihat punggungnya saja sudah mak nyes kaya disiram air es” saya auto ketawa ha…ha…

Apa yang orangtua lakukan saat kepo kegiatan anak-anaknya adalah hal wajar dan manusiawi, karena saya dan istripun dulunya pernah seperti itu, tapi seiring berjalannya waktu dan bertambahnya ilmu lambat laun jadi bisa menata hati dan mengendalikan emosi dan sudah tidak kepo lagi he...he..  

Kali ini saya akan berkisah tentang serba serbi kehidupan di pondok pesantren. Serba serbi ini saya rangkum dari beberapa kisah yang pernah saya alami saat masih mondok, dan kisah-kisah saat jadi walisantri serta kisah-kisah dari teman-teman yang jadi ustadz di beberapa pesantren salaf dan modern.

Suatu hari saya mengunjungi anak saya di pesantren, saya pun masuk asrama santri sambil mengecek kondisinya. Saya taruh sandal didepan pintu asrama, tepat di depan kamar santri, ditemani anak dan istri saya pun mengecek loker pakaian dan lain-lain, sedangkan istri menata dan merapikan baju anak-anak yang tergantung tidak beraturan di kamar he...he.. bahasa jawanya “pating slengkrah” maklumin saja yang namanya anak-anak apalagi santri putra he..he..

Setelah dirasa sudah selesai pengecekan kondisi kamar anak saya, saya pun kembali keluar kamar, saya tolah toleh nyari sendal tidak ketemu, rupanya sendal saya hilang entah kemana, he..he...rupanya sendal saya di ghasab (dipinjam tanpa ijin) oleh oknum santri entah siapa orangnya sampai sekarang juga gak ketemu he...he.. istri saya nyletuk, “sedekah sendal bi”, sambil cemberut saya berjalan santai keluar pondok sambil nyeker (gak pakai sendal) sambil menggerutu dalam hati “sendal baru beli di mall raib, nasib nasib” ha..ha..

Kejadian sendal saya yang raib adalah bagian dari serba-serbi di pesantren yang tidak dapat kita jumpai di luar pesantren. Dari cara mereka makan, ada yang sembunyi di almari dan tumpukan kasur karena takut kena hukuman, memodifikasi lemari dengan aneka corat coret. Kehilangan sendal, uang, seragam, alat mandi, sarung, bantal, kasur dan lain-lain adalah hal biasa di pesantren.

Banyaknya permasalahan kehilangan yang terjadi di pesantren itulah yang akan membuat santri belajar tentang hakikat kehidupan yang sebenarnya. Dari beragam kejadian tersebut tanpa disadari santri akan menjaga dirinya sendiri, menjadi disiplin, berhati-hati, berhemat, dan sabar sehingga santri bisa memecahkan solusi atas permasalahan yang ia hadapi.

Dari pengalaman saya sebagai santri dan sebagai walisantri, saya klasifikasikan kenapa di pesantren sering terjadi kehilangan dan seolah-olah menjadi hal yang biasa.

Pertama, teledor/ceroboh. Yang namanya anak-anak, tidak bisa dipungkiri pasti seringkali ceroboh dan serampangan pada barang yang dimilikinya. Jika di rumah, barang yang dipunyainya ada yang membantu menyimpan dan merapihkan entah itu ibu bapaknya bahkan neneknya, tapi di pesantren, semuanya harus dilakukan sendiri. Dan ini perlu waktu agar santri baru bisa menjaga barang yang dimikinya dengan benar.

Kedua, pencurian. Pesantren didesain untuk mendidik akhlakul karimah pada para santri, tapi mengapa koq masalah klasik masih saja terjadi pencurian? Perlu diingat, bahwa yang mondok di pesantren dari beragam anak beragam karakter, ada anak berasal dari lingkungan baik dan adapula anak berasal dari lingkungan buruk, tumplek blek jadi satu di pesantren. Karena kita tidak tahu dibalik motif masing-masing santri dan orang tua santri memasukkan anaknya di pesantren.

Ada orangtua yang anaknya nakal liar susah diatur, akhirnya dimasukkanlah ke pesantren agar dididik dan berubah. Setelah masuk pesantren perilaku anak ada yang berubah menjadi baik dan ada pula yang justru semakin liar karena merasa tertekan akhirnya berbuat diluar kendali, mencuri, memalak, dan membuli santri lain yang dianggap lemah. Dari oknum santri inilah kasus pencurian bisa terjadi.

Saya pernah melakukan observasi kecil-kecilan kenapa disebuah pondok sering terjadi pencurian yang mengakibatkan banyaknya barang yang hilang? Saya pernah bertanya pada santri yang tertangkap tangan oleh pihak keamanan pondok, saya tanya kenapa ia mencuri? Dengan jawaban polos “karena pingin jajan gak punya uang, orangtuanya gak pernah ngasih kiriman uang”, ada pula yang jawab “awalnya diajak teman untuk mencuri, akhirnya koq enak terus kebablasan ikut mencuri” he..he.., ada juga yang menjawab “barangnya hilang karena dicuri teman, akhirnya pun gantian mencuri milik teman lainnya”

Ketiga, barang sering tertukar. Sudah lazim di pesantren jika barang yang digunakan para santri relatif sama atau seragam, mulai dari pakaian sepatu dan penempatan barang pun dilokasi yang sama. Dengan kegiatan yang padat di pesantren dengan waktu istirahat yang minim, bisa dikatakan wajar jika barang yang dimilikinya sering tertukar dengan santri lainnya. Agar tidak tertukar perlunya santri memberi tanda khusus sebagai pengenal bahwa barang itu adalah miliknya.

Keempat, hilang karena lupa. Padatnya kegiatan di pondok bisa menguras energi, baik fisik dan fikir yang kadang bisa berdampak pada kelupaan hingga membuat ceroboh santri saat menyimpan barang yang mengakibatkan barang yang dimilikinya hilang. Tak bisa dipungkiri barang-barang seperti peralatan mandi, seragam, buku, tas kerap sekali hilang karena lupa menaruhnya, dan itu juga pernah saya alami saat anak kami mondok sering minta dibelikan gayung dan sepatu karena sering hilang, bahkan dalam seminggu pernah kirim gayung 2 kali ha..ha..

Saat santri mondok di pesantren, pasti pernah mengalami empat hal diatas, bahkan orangtua santri pun juga mengalami hal yang sama karena pastinya putra putrinya curhat tentang kejadian yang ada di pondok.

Sebagai sesama orangtua yang memondokkan anaknya di pesantren, mari kita bersama-sama terus mensupport anak-anak kita yang sedang menimba ilmu di pesantren untuk terus bersemangat untuk menggapai cita-citanya. Jangan samapai luntur dan putus asa, terus motivasi mereka untuk menghadapi dunia kehidupan di pondok sebelum mereka menghadapi kerasnya dunia nyata terjun dimasyarakat.

Kehilangan sendal, buku, peralatan mandi hingga kehilangan uang, jadikan pelajaran untuk lebih disiplin, teliti dan berhati-hati terhadap barangnya sendiri. Belajar ihklas dan sabar bisa menahan emosi. Insya Allah anak-anak kita lulus dari pondok akan menjadi anak-anak yang tangguh secara mental dan spiritual, mandiri dan sebagai penemu solusi yang bisa jadi bekal kehidupannya nanti.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PASANG BARU PDAM GRESIK, GAMPANG DAN CEPAT

Air merupakan kebutuhan yang tidak bisa dipisahkan bagi manusia, karena merupakan kebutuhan primer. Air untuk minum, mandi, cuci dan seabrek kebutuhan lain yang tak bisa dilepaskan dari air. dok pribadi Kantor Pusat PDAM Giri Tirta Gresik Saya akan berbagi pengalaman tentang cara daftar baru sebagai pelanggan PDAM. Kebetulan saya tinggal di wilayah Gresik maka sayapun datangi PDAM Giri Tirta Gresik yang berada di jalan Permata No. 7 Graha Bunder Asri Gresik Pertama – tama sebelum datang ke kantor PDAM, siapkan dahulu persyaratannya: 1.        Foto Copy KTP 2.        Foto Copy KK 3.        Foto Copy PBB 4.        Foto Copy SHM / AJB 5.        Foto Copy PLN 6.        Foto Copy Tagihan PDAM milik tetangga 7.        Surat Pengantar dari RT setempat Brosur Pasang Baru PDAM Giri Tirta Gresik Dari ke-7 persyaratan tersebut saya bawa ke kantor PDAM Giri Tirta Gresik pada hari jumat 5 Juli 2019. Saya temui Customer Service (CS), kedatangan saya ditanya k

CONTOH SURAT GUGATAN CERAI (UNTUK ISTRI)

Assalamu'alaikum wrwb Sobat, kali ini saya akan berbagi ilmu tentang cara membuat surat gugatan cerai ke Pengadilan Agama. Seperti biasa sebelum ke materi pokok pembuatan surat gugatan saya kasih mukadimah dulu.  Sobat, seringkali isteri yang ingin menggugat cerai suaminya ke Pengadilan Agama menemui kendala dalam membuat surat gugatan perceraian, sehingga terkadang  mengeluarkan biaya yang lumayan demi meminta bantuan hukum untuk membuatkan surat gugatan cerai tersebut. perceraian adalah perkara halal, tetapi dibenci Allah Swt. Walaupun demikian, ketika rumah tangga sudah tidak dapat dipertahankan lagi dan keduabelah pihak takut tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami isteri sehingga perceraian adalah jalan terbaik. pada tulisan ini, saya akan memberikan contoh format surat permohonan atau gugatan cerai dari seorang isteri kepada suaminya  yang ditujukan ke Ketua Pengadilan Agama. Hal : Cerai Gugat    Surabaya, ...................          

SYAIKH HASAN ASY SYADZILY, TOKOH SUFI YANG KAYA RAYA

Quthbul Muhaqqiqin Sulthonil Auliya’is Sayyidinasy Syekh Abul Hasan Ali asy-Syadzily  lahir Ghumarah, Maroko, tahun 593H/1197 M. Beliau wafat di Humaitsara, Mesir, tahun 656 H/1258 M. Beliau merupakan Pendiri Tarekat Syadziliyah yang merupakan salah satu tarekat sufi terkemuka di dunia. Beliau dipercayai oleh para pengikutnya sebagai salah seorang keturunan Nabi Muhammad saw. yang lahir di desa Ghumarah, dekat kota Sabtah, daerah Maghreb (sekarang termasuk wilayah Maroko, Afrika Utara) pada tahun 593 H/1197 M. Berikut ini nasab Abu Hasan Asy-Syadzili : Abul Hasan, bin Abdullah Abdul Jabbar, bin Tamim, bin Hurmuz, bin Hatim, bin Qushay, bin Yusuf, bin Yusya’, bin Ward, bin Baththal, bin Ahmad, bin Muhammad, bin Isa, bin Muhammad, bin Hasan, bin Ali bin Abi Thalib suami Fatimah binti Rasulullah saw.  Syekh Abul Hasan asy-Syadzali meninggal dunia di Iskadariyah pada tahun 656 H. Pada awal masa kecilnya beliau sudah dibekali oleh orang tuanya dasar-dasar agama yang kuat

TELADAN SULTAN HAMENGKUBUWONO IX DAN POLISI

Saya senang dengan pelajaran sejarah, karena dari sejarahlah kita bisa belajar tentang makna keteladanan, dimana keteladanan saat ini sudah menjadi barang yang langka. Kita bisa belajar dari teladan seorang Polisi dan Sri Sultan Hamengku Buwono IX.   Suatu pagi di tahun 1969, saat itu sebuah mobil sedan buatan tahun 50 melintasi perempatan Soko, Pekalongan. Di dalam mobil sedan tersebut ada Sultan Hamengku Buwono IX yang tengah dalam perjalanan menuju ke Tegal. Rupanya Raja Jogja itu melakukan pelanggaran menerobos lampu lalu lintas, kemudian seorang polantas menghentikan mobil Sultan Hamengku Buwono IX. Polantas tersebut bernama Royadin dengan pangkat Brigadir kemudian menanyakan pada pengemudi mobil sedan tersebut. "Selamat pagi. Bisa lihat rebuweesnya (saat ini bernama SIM)?" tanya Brigadir Royadin. Pengemudi lantas membuka kaca mobilnya. "Ada apa pak polisi?" ucap Sopir Ngarso Dalem tenang.   Mengetahui siapa yang ada di balik kemudi, Royadin gemetar. Adalah ha

HARI PERTAMA DI MASJID NABAWI

Rabu 24 April 2019 tepat pukul 19.45 kami tiba di Silver Mubarok Hotel, sebuah hotel bintang 3 yang memiliki 123 kamar ini berada di pusat kota Madinah yang berjarak 400 meter dari Masjid Nabawi, tinggal lurus jalan kaki langsung ke pintu 25 Masjid Nabawi . Sesampainya di hotel seluruh jamaah umroh Rihaal dipersilahkan menikmati dinner di floor M di Lt 2, perut yang keroncongan melihat menu makanan yang disajikan khas nusantara siap untuk disantap, tak lupa doa makan pun dilantunkan “Bismillahirrahmanirrahim, Allahumma bariklana fimarozaqtana waqina adzabannar” ROOM 806 Para jamaah yang asyik menikmati santap malam, sedangkan Tour Leader ust Ivan dan mbak Novi sibuk mondar mandir bagikan kunci room pada jamaah, sesuai list yang dikirim di WA Group, saya kebagian room no 806 bersama mas Bahrodin dari Klaten, pak Marzuki dari Palembang, dan mas Hendri dari Jogja. Usai dapatkan kunci, saya bersama mas Bahrodin dan mas Hendri pun berbegas menuju room 806, wow tipe room qu