Langsung ke konten utama

PERJALANAN KE BALI

Assalamu'alaikum sobat semua, semoga Allah berikan keberkahan pada kita semua, aamiin

Sobat, Jum'at pagi ini saya ingin berbagi pengalaman waktu rihlah ke Bali bersama teman - teman. Berawal dari iseng-iseng di grup WA touring ke Bali, ternyata jadi kenyataan. Kami ber-6 (Arip, Nofal, Trias, Iman, Robi, dan Wildan) pertama kalinya bisa menginjakkan kaki di pulau ‘yang katanya orang’ pulau wisata terindah di Indonesia.

Sebagai aktifis dakwah, kami memang punya anggapan “ngapain ke Bali, cuman lihat pantai, tempat-tempat dugem, dan lain-lain” tapi itu suara-suara yang kami dengar dan kami belum pernah melihat dengan mata kepala sendiri.

Yuk simak perjalanan kami ke Bali yang kami beri judul “SAAT SUBUH DI BALI” Selasa 4/1/15 di grup WA kami di grup JARNO COMMUNITY merencanakan rihlah ke Bali, respon pro kontra pun beragam, hingga akhirnya disepakati touring Jawa Bali pada 18-22 Pebruari 2015 dengan biaya 600 ribu/peserta dengan tujuan Bromo – Taman Baluran – Bali

Waktu terus berlalu, hingga hari H yang ditentukan kurang sehari, namun banyak anggota grup WA yang mundur dari agenda touring Jawa Bali, hingga akhirnya Cuma kami ber- 6 yang tetap komitmen menjaga kesepakatan. Karena Cuma ber-6 agenda pun di pangkas Cuma ke Bali dengan biaya Rp. 300 ribu per orang, itupun dengan syarat yang dikunjungi tempat-tempat yang halal dan jauh dari tempat-tempat yang tidak Islami (bar, diskotik, pantai-pantai yang banyak turisnya dll)

Rencana awal Rabu 18/2/15 jam 21.00 kami berangkat dari kantor LSM KAI, namun mobil tidak kunjung datang karena posisi mobil masih dirental di Jepara, terpaksalah kami menunggu dan tiduran di kantor KAI hingga dini hari. Waktu pun menunjukkan jam 01.30 mobil baru datang, kamipun bersiap-siap, tepat jam 02.10 kami ber-6 berangkat menuju Bali. Bismillahirrahmanirrahiim

dok pribadi
Perjalanan dini hari sepi, Nofal yang sebagai pengemudi memacu mobil dengan sangat kencang, dalam waktu 2 jam kami sudah tiba di Probolinggo, suara alarm adzan di HP menunjukkan adzan subuh, kami pun mencari masjid untuk sholat subuh berjamaah, alhamdulillah tidak ketinggalan jamaah subuh di masjid Karanggeger Gending Probolinggo. Usai sholat, untuk menghangatkan badan kami nyruput kopi dulu yang kami bawa dari rumah. Heeemmm nikmaaaat

Perjalanan pun berlanjut, matahari kian menunjukkan jati dirinya, perut keroncongan, kamipun cari sarapan agar magh tidak kambuh he..he.., alhamdulillah ada warung soto madura di pasar Asembagus Banyuwangi, kamipun sarapan soto babat dan soto ayam disana.

Agar tidak kesiangan kami pun meneruskan perjalanan, Jam 09.45 kami sampai di pelabuhan ketapang Banyuwangi, usai menyebarang dengan kapal, kami pun menginjakkan kaki di pulau Bali yakni di pelabuhan Gilimanuk. Masuk kawasan Gilimanuk ditunjukkan pemandangan yang indah dan asri, karena kanan kiri jalan penuh dengan pepohonan yang rindang, subhanalloh.

Namun kekaguman kami tidak bertahan lama, karena konsentrasi kami terpecah tatkala melewati pemukiman warga yang tiap rumahnya ada rumah ibadah berupa pura dan tiap depan rumah maupun pertigaan jalan maupun perempatan jalan hampir dipastikan banyak sesaji yang dipasang.

Dari Gilimanuk menuju Denpasar, di daerah Jembrana kami menjumpai masjid besar Baitul Amilin di kiri jalan, kami pun berhenti di masjid tersebut untuk Dzuhur. Alhamdulillah

Perjalanan pun berlanjut, lagi-lagi perut keroncongan, sambil tolah-toleh diperjalanan karena kanan kiri banyak warung ABG (Aneka Babi Guling), kami pun mencoba mencari warung muslim, alhamdulillah ketemu warung nasi yang bertuliskan Depot Muslim di depan Dirjen Agama Tabanan. Kamipun makan siang disana sambil nunggu mobil yang sedang dicuci dekat warung tersebut.

Setelah dirasa cukup, kami pun melanjutkan perjalanan menuju hotel tempat kami menginap, alhamdulillah tepat jam 15.10 WITA kami sampai di Omega Hotel, tarif permalamnya Rp.60.000, kamipun booking 3 kamar untuk 6 orang, lumayan yang penting bisa istirahat he..he..

Usai bersih-bersih diri di hotel, kami melanjutkan untuk mengelilingi Bali, tujuan kami adalah silaturrahim ke DSM (Dompet Sosial Madani) Bali di jalan Diponegoro Denpasar. Usai ketemu dengan teman ane mas Fatkur Rohman yang juga karyawan DSM, kami pun diajak sholat Maghrib di masjid tertua di Denpasar, masjid An-Nur. Di masjid tersebut sering digunakan untuk ikrar syahadat bagi mualaf-mualaf. Subhanallah.

Bakda sholat di masjid An-Nur kamipun makan malam di warung nasi bebek samping masjid An-Nur, insya Allah 100% dijamin halalan thoyyiban karena pemilik warung rajin sholat ke masjid, menurut mas Fatkur sipemilik warung dari jamaah salafy, alhamdulillah.

Usai isya, kamipun diajak keliling Denpasar oleh mas Fatkur, dimalam itu kami juga menikmati panjang dan indahnya tol Bali Mandara, berhenti di patung kuda dan foto-foto disana he…he..,

Dari dari patung kuda, kami pun ke pantai Kuta, baru sampai di pantai Kuta hujan mengguyur, kami pun bergegas pergi dan memutuskan kembali ke hotel untuk istirahat, hujan yang turun bagi kami adalah berkah, dalam hati kami berkata “mungkin ini yang terbaik bagi kami, alhamdulillah”, minimal sudah tahu mana itu pantai Kuta Bali he…he..

Alarm adzan di HP berbunyi, ternyata jam menunjukkan waktu 04.00 WITA, kami pun saling membangunkan satu dengan yang lainnya untuk segera ke masjid Baitul Makmur di Monang-Maning.

Dari hotel menuju masjid memerlukan waktu 45 menit, karena di jalan tidak mendengarkan suara adzan subuh, karena beda dengan di Jawa Timur, sebelum adzan subuh ada tarhim dengan pengeras suara, tapi di Bali waktu itu tidak kami temukan, kami pun mengandalkan GPS HP untuk memandu mencari lokasi masjid Baitul Makmur, GPS pun tidak banyak membantu, karena GPS ternyata menunjukkan arah toko makmur Denpasar ha..ha.. Allah Kariim

Akhirnya kami pun putuskan untuk bertanya kepada warga yang kami temui, tapi tidak seperti di Jatim yang subuh-subuh mudah menemui orang, di Denpasar saat itu sepi, ada orang jalan kami tanya tentang alamat masjid Baitul Makmur banyak yang tidak tahu, bahkan yang kami tanyai juga kadang sama-sama pelancongnya ha..ha.. Allah Kariim

Kami tidak putus asa walaupun sudah bertanya 5 kali, hingga akhirnya kami bertanya pada orang yang ke-6, kali ini kami jumpai ibu-ibu yang sedang mendorong gerobak sampah, alhamdulillah, infonya lengkap. Dari info dari ibu-ibu pendorong gerobak sampah itu akhirnya kami menemukan alamat masjid Baitul Makmur di Monang Maning.

Sesampainya di halaman masjid, kami temui berjejer-jejer sepeda motor dan mobil yang sedang parkir, masjid dikomplek sekolahan Muhammadiyah tersebut sangat bersih dan menyenangkan, sejuk sekali. Iqomah pun dikumandangkan, kami pun bisa sholat Subuh berjamaah di masjid tersebut. Lantunan surat-surat al-Quran yang dibaca imam sungguh menyejukkan dengan bacaan tartil yang merdu. Subhanalloh

Bakda shalat subuh, ada kajian subuh dengan pemateri dari kota Malang Jatim, kurang lebih 250an jamaah yang sholat subuh di masjid Baitul Makmur saat itu, menurut warga setempat, jika hari Sabtu dan Minggu jamaah subuhnya full. Subhanalloh

Usai dari masjid Baitul Makmur, kami pun meluncur ke pantai Sanur untuk melihat matahari terbit, namun baru 10 menit disana, hujan deras mengguyur, kami pun segera meninggalkan pantai Sanur untuk menuju Nusa Dua. Kesan di pantai Sanur mirip dengan pantai Delegan Panceng Gresik he..he..

Dari pantai Sanur ke Nusa Dua butuh 1 jam dengan melewati tol Bali Mandara, di komplek Nusa Dua kami jalan-jalan ditaman yang indah, mirip di CitraLand di Surabaya, setelah muter-muter dikawasan tersebut kami pun ke pantai Nusa Dua, subhanallah, pemandangan yang indah, suasana pagi yang sepi di pantai tersebut, kami pun bisa berfoto sepuasnya ha..ha.. narsis ha..ha..

Dirasa cukup, kamipun meninggalkan Nusa Dua untuk menuju ke pantai Tanjung Benoa, sesampai disana, kami tidak turun dari mobil, suasanya ramai banyak turis, dan sekilas kumuh dan mirip Paciran Lamongan yang banyak perahu-perahu kecil pencari ikan he..he..

Perut keroncongan, kamipun cari sarapan, alhamdulillah ada penjual nasi pecel dari Banyuwangi di kawasan Tanjung Benoa, untuk kehati-hatian kami pun tak sungkan-sungkan bertanya “bu Makanannya halal?” jawab si ibu penjual nasi “Ojo khawatir mas, saya juga orang jawa, dijamin halal” ha..ha.. kami pun ajak ngobrol sipenjual nasi dengan bahasa jawa ha..ha..

Usai sarapan, kami langsung meluncur ke Joger untuk beli oleh-oleh untuk keluarga, baik garmen maupun makanan ringan, salak dan kacang ha…ha..

Hampir 1,5 jam kami nikmati suasana Joger, kami pun melaju pulang kembali ke Hotel Omega untuk berkemas, hujan deras dan banjir membuat jalanan macet, kami pun telat ke hotel untuk check out, usai nego dengan pihak hotel kamipun diijinkan perpanjang 1 jam gratis. Alhamdulillah

Usai check out hotel, kami menuju masjid Darus Salam yang berjarak 3 KM dari hotel tepatnya di daerah Ubung Denpasar Bali. Di masjid berlantai 3 inilah kami sholat Jumat. Lagi-lagi saat khotib khutbah tidak terdengar dari luar, tapi sangat terdengar di dalam, lantai 1 dan 3 ada TV LCD besar untuk jamaah yang tidak bisa melihat khotib/imam secara langsung, karena imam berada di lantai 2.

Bakda sholat Jumat, karena waktu sudah menunjukkan jam 14.00 WITA, kami pun bergegas pulang ke Gresik menuju pelabuhan Gilimanuk Bali.

Dalam perjalanan ke pelabuhan Gilimanuk, karena waktu sudah Asar, kami mampir untuk isi perut ke depot nasi padang yang ada di jalan menuju Gilimanuk, depot nasi padang tersebut bertuliskan muslim, kami pun mampir kesana untuk isi perut. Usai makan, karena ada 4 teman kami yang belum sholat asar, salah satu teman kami mas Iman bertanya ke penjual nasi padang, “mbak kiblat sebelah mana ya?” “kiblat apa mas” “arah kiblat mbak untuk sholat mbak?” “maaf mas saya tidak tahu kiblat” eng ing eng, mendengar kisah mas Iman seperti itu, kami berlima yang masih di meja makan tertawa terpingkal-pingkal dan bercanda menunjuk ke mas Iman dan mas Noval yang tadi makannya pakai menu daging he..he.., khawatir saja jangan sampai yang kita makan daging tidak yang halal.

Teringat pesan mas Fatkur dari DSM Bali, jangan terkecoh dengan tulisan muslim di di warung-warung maupun rumah makan, karena ada rumah makan yang tampilannya Islami, ada musholanya, karyawanya jilbaban tapi tidak sholat dan pemiliknya non muslim dan harganya mahal, mas Fatkur menyebutkan nama rumah makan tersebut xxxxxxx (maaf sensor)

Kami pun segera meninggalkan warung nasi padang tersebut dan mencari masjid terdekat. Alhamdulillah, ketemu masjid besar Al-Akmal untuk sholat asar. Di masjid tersebut sedang ada kajian dari saudara-saudara kita Salafy. Subhanallah

Usai asar di masjid Al-Akmal, kami lanjutkan perjalanan ke pelabuhan Gilimanuk, tepat jelang magrib kami di pelabuhan dan langsung masuk ke kapal Dharma Rucitra. Kapalnya bersih, nyaman, bagus, tiga lantai, ada musholanya, penumpang pun dihibur dengan karaoke dll he..he.., yang membuat kami salut, anak buah kapal tersebut menunaikan kewajibannya bagi muslim untuk sholat Magrib, subhanallah, bahkan saat kami ajak foto-foto salah satu mualim 1 (wakil kapten), ia menjelaskan bahwa kapal ini pemiliknya muslim, anggota DPR RI di Jakarta, subhanallah

Waktu terus berlalu, tibalah kami di Ketapang Banyuwangi jatim, 4 sopir bergantian jadi pengemudi untuk bisa sampai ke Gresik, Nofal dari Ketapang ke Situbondo, Trias dari Situbondo ke Probolinggo, Iman dari Probolinggo ke Bangil, ane (arip) dari Bangil ke Gresik. Alhamdulillah jam 02.55 kami sampai di kota Gresik dan pulang ke rumah masing-masing.

Alhamdulillah wasyukurillah ala nikmatillah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PASANG BARU PDAM GRESIK, GAMPANG DAN CEPAT

Air merupakan kebutuhan yang tidak bisa dipisahkan bagi manusia, karena merupakan kebutuhan primer. Air untuk minum, mandi, cuci dan seabrek kebutuhan lain yang tak bisa dilepaskan dari air. dok pribadi Kantor Pusat PDAM Giri Tirta Gresik Saya akan berbagi pengalaman tentang cara daftar baru sebagai pelanggan PDAM. Kebetulan saya tinggal di wilayah Gresik maka sayapun datangi PDAM Giri Tirta Gresik yang berada di jalan Permata No. 7 Graha Bunder Asri Gresik Pertama – tama sebelum datang ke kantor PDAM, siapkan dahulu persyaratannya: 1.        Foto Copy KTP 2.        Foto Copy KK 3.        Foto Copy PBB 4.        Foto Copy SHM / AJB 5.        Foto Copy PLN 6.        Foto Copy Tagihan PDAM milik tetangga 7.        Surat Pengantar dari RT setempat Brosur Pasang Baru PDAM Giri Tirta Gresik Dari ke-7 persyaratan tersebut saya bawa ke kantor PDAM Giri Tirta Gresik pada hari jumat 5 Juli 2019. Saya temui Customer Service (CS), kedatangan saya ditanya k

CONTOH SURAT GUGATAN CERAI (UNTUK ISTRI)

Assalamu'alaikum wrwb Sobat, kali ini saya akan berbagi ilmu tentang cara membuat surat gugatan cerai ke Pengadilan Agama. Seperti biasa sebelum ke materi pokok pembuatan surat gugatan saya kasih mukadimah dulu.  Sobat, seringkali isteri yang ingin menggugat cerai suaminya ke Pengadilan Agama menemui kendala dalam membuat surat gugatan perceraian, sehingga terkadang  mengeluarkan biaya yang lumayan demi meminta bantuan hukum untuk membuatkan surat gugatan cerai tersebut. perceraian adalah perkara halal, tetapi dibenci Allah Swt. Walaupun demikian, ketika rumah tangga sudah tidak dapat dipertahankan lagi dan keduabelah pihak takut tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami isteri sehingga perceraian adalah jalan terbaik. pada tulisan ini, saya akan memberikan contoh format surat permohonan atau gugatan cerai dari seorang isteri kepada suaminya  yang ditujukan ke Ketua Pengadilan Agama. Hal : Cerai Gugat    Surabaya, ...................          

SYAIKH HASAN ASY SYADZILY, TOKOH SUFI YANG KAYA RAYA

Quthbul Muhaqqiqin Sulthonil Auliya’is Sayyidinasy Syekh Abul Hasan Ali asy-Syadzily  lahir Ghumarah, Maroko, tahun 593H/1197 M. Beliau wafat di Humaitsara, Mesir, tahun 656 H/1258 M. Beliau merupakan Pendiri Tarekat Syadziliyah yang merupakan salah satu tarekat sufi terkemuka di dunia. Beliau dipercayai oleh para pengikutnya sebagai salah seorang keturunan Nabi Muhammad saw. yang lahir di desa Ghumarah, dekat kota Sabtah, daerah Maghreb (sekarang termasuk wilayah Maroko, Afrika Utara) pada tahun 593 H/1197 M. Berikut ini nasab Abu Hasan Asy-Syadzili : Abul Hasan, bin Abdullah Abdul Jabbar, bin Tamim, bin Hurmuz, bin Hatim, bin Qushay, bin Yusuf, bin Yusya’, bin Ward, bin Baththal, bin Ahmad, bin Muhammad, bin Isa, bin Muhammad, bin Hasan, bin Ali bin Abi Thalib suami Fatimah binti Rasulullah saw.  Syekh Abul Hasan asy-Syadzali meninggal dunia di Iskadariyah pada tahun 656 H. Pada awal masa kecilnya beliau sudah dibekali oleh orang tuanya dasar-dasar agama yang kuat

TELADAN SULTAN HAMENGKUBUWONO IX DAN POLISI

Saya senang dengan pelajaran sejarah, karena dari sejarahlah kita bisa belajar tentang makna keteladanan, dimana keteladanan saat ini sudah menjadi barang yang langka. Kita bisa belajar dari teladan seorang Polisi dan Sri Sultan Hamengku Buwono IX.   Suatu pagi di tahun 1969, saat itu sebuah mobil sedan buatan tahun 50 melintasi perempatan Soko, Pekalongan. Di dalam mobil sedan tersebut ada Sultan Hamengku Buwono IX yang tengah dalam perjalanan menuju ke Tegal. Rupanya Raja Jogja itu melakukan pelanggaran menerobos lampu lalu lintas, kemudian seorang polantas menghentikan mobil Sultan Hamengku Buwono IX. Polantas tersebut bernama Royadin dengan pangkat Brigadir kemudian menanyakan pada pengemudi mobil sedan tersebut. "Selamat pagi. Bisa lihat rebuweesnya (saat ini bernama SIM)?" tanya Brigadir Royadin. Pengemudi lantas membuka kaca mobilnya. "Ada apa pak polisi?" ucap Sopir Ngarso Dalem tenang.   Mengetahui siapa yang ada di balik kemudi, Royadin gemetar. Adalah ha

HARI PERTAMA DI MASJID NABAWI

Rabu 24 April 2019 tepat pukul 19.45 kami tiba di Silver Mubarok Hotel, sebuah hotel bintang 3 yang memiliki 123 kamar ini berada di pusat kota Madinah yang berjarak 400 meter dari Masjid Nabawi, tinggal lurus jalan kaki langsung ke pintu 25 Masjid Nabawi . Sesampainya di hotel seluruh jamaah umroh Rihaal dipersilahkan menikmati dinner di floor M di Lt 2, perut yang keroncongan melihat menu makanan yang disajikan khas nusantara siap untuk disantap, tak lupa doa makan pun dilantunkan “Bismillahirrahmanirrahim, Allahumma bariklana fimarozaqtana waqina adzabannar” ROOM 806 Para jamaah yang asyik menikmati santap malam, sedangkan Tour Leader ust Ivan dan mbak Novi sibuk mondar mandir bagikan kunci room pada jamaah, sesuai list yang dikirim di WA Group, saya kebagian room no 806 bersama mas Bahrodin dari Klaten, pak Marzuki dari Palembang, dan mas Hendri dari Jogja. Usai dapatkan kunci, saya bersama mas Bahrodin dan mas Hendri pun berbegas menuju room 806, wow tipe room qu