![]() |
Aksi Santri Dupi One Temaram XI |
Sabtu 13 Juli 2024, atas undangan Pondok Pesantren Daarul Ukhuwwah Putri 1 (DUPI One) saya menghadiri Milad sekaligus Temaram (Tebar Semangat Muharram) ke-11 ini bersama istri dan anak.
Sesuai himbauan pihak pondok agar para tamu undangan tidak membawa kendaraan roda 4, sebagai wujud mematuhi aturan pondok saya pun menggunakan transportasi online Gocar untuk menuju pondok, alhamdulillah lancar dan tidak terjadi kemacetan akibat crowded akses jalan yang sempit seperti saat awal kedatangan maupun perpulangan santri
Setibanya di lokasi, banyak stand bazar yang disajikan, dari kulineran hingga pakaian yang rupanya stand – stand tersebut merupakan sponsorship dari rangkaian Temaram. Kata putri saya “Ayah, Temaramnya habisin biaya banyak banget (sambil nyebutin angka dalam rupiah)”, saya tersenyum dan justru bangga
Pasca melewati stand bazar, saya langsung menuju Hall Masjid Aisyah binti Abu Bakar dan disambut dengan senyum ramah para santri penerima tamu yang mengarahkan untuk mengisi daftar tamu, ada goodie bag yang diberikan pada para tamu undangan. Setelah itu, para tamu dipersilahkan duduk dikursi yang sudah disediakan secara terpisah untuk tamu laki – laki dan Perempuan.
Temaram ke-11 ini menurut beberapa walisantri di obrolan WAG merupakan Temaram terkeren dibanding Temaram terdahulu, pasalnya Temaram ke-11 ini digelar pertama kali di Aula Masjid Aisyah binti Abu Bakar yang tempatnya lebih luas sejuk dan tidak pengab, apalagi atraksi yang ditampilkan para santri sangat kreatif dan menghibur.
Dari rangkaian Temaram ke-11 ini, saya sangat terkesan dengan grand openingnya, dimana sang Mundir Dupi One KH Ahmad Syakirin Asmui membuka Temaram dengan symbol wayang Antasena dan memukul gong, dilanjut seni peran yang menggambarkan kondisi konflik di Timur Tengah dimana bangsa Palestina yang dijajah oleh Israel
![]() |
Para Santri Dupi One fobar pasca pentas seni Temaram |
Beragam kesenian Nusantara juga disajikan mewakili adat budaya yang ada di Indonesia, dari Aceh hingga Papua, kebetulan putri kami bersama teman – temannya kelas 3 juga ikut ambil bagian pada seni peran drama Nusantara yang menceritakan tentang kejayaan Kerajaan di pulau Jawa
![]() |
with Masyayikh PPDU |
Usai acara Temaram, saya sempatkan silaturrahim ke sang guru Romo KH Dr Muhammad Musa Syarof, Lc, MA Mundir Dupi Two yang juga hadir diacara Temaram, kemudian ngalap berkah sekalian pada para Masyayikh Daarul Ukhuwwah Romo KH Dr Muhammad Ajir Abdi Moenip, Lc, MA dan Romo KH Achmad Syakirin Asmui, Lc, MA
Ada 4 hal yang menjadi catatan pada acara Temaram ke 11 yang membuat saya terkesan dan bangga :
1. 1. Saat putri saya cerita bahwa biaya Temaram menghabiskan biaya besar yang didapat dari sponsorship, saya justru merasa bangga. Tidak salah saya memondokkan putri kami di Dupi One, mengapa? Sejak dibangku sekolah para santri diajari untuk mandiri, dan ini dibuktikan dengan banyaknya sponsorship bisa menghadirkan Temaram yang keren. Tentunya mereka berbulan – bulan sudah mengkonsepnya dan menggali pendanaanya hingga terkumpul sekian digit agar gebyar Temaram sukses dilaksanakan. Saya sampaikan pada putri saya “bagus, di pondok ini kamu jadi melek financial, dimana tidak semua pondok mengajarkan hal itu, lihat di pondok ini ada sapi, kambing, bebek, Dupi Mart dan sebentar lagi ada toko galangan sebagai pondasi kemandirian pondok”.
2. 2. Simbol wayang Antasena pada grand opening Temaram ke-11. Antasena merupakan putra dari Bimasena dari Wangsa Pandawa. Antasena sosok kesatria yang jujur dan memegang prinsip kebenaran. Antasena juga dikenal sakti mandraguna, menguasai tiga elemen udara, bumi dan laut serta kebal dari senjata. Ini menggambarkan, bahwa sebagai santri Dupi One harus memegang teguh prinsip kebenaran, menjadi Muslimah yang kaffah, santri yang mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi serta kebal akan ujian dan cobaan yang merintanginya dalam menimba ilmu di pondok maupun kelak terjun di masyarakat
3. 3. Pentas seni Nusantara yang disajikan seolah menggambarkan bahwa Dupi One sebagai pondok modern tidak alergi dengan budaya Nusantara. Menurut saya ini hal yang bagus, dimana pondok pesantren dan sekolah lainnya saat haflah akhirussanah atau perpisahan sekolah menggelar konser dan menampilkan atraksi budaya barat, justru Dupi One menggali Kembali budaya Nusantara untuk membangkitkan momori kejayaan dimasa lampau. Saya jadi teringat teman yang sekolah di Turki, beliau bercerita kenapa Turki cepat majunya? Karena di Turki sangat menjunjung tinggi budaya bangsanya, nama Muhammad Al Fatih selalu disebut sebagai simbol kejayaan Islam yang mampu menaklukkan Konstantinopel sekaligus meruntuhkan kedigdayaan kekaisaran Bizantium. Jika Turki punya Muhammad Al Fatih, Indonesia punya Gajahmada dari Majapahit, Raden Patah dari Demak Bintoro, Sultan Agung Mataram, dan lain sebagainya.
4. 4. Penggalangan dana untuk rakyat Palestina disaat clossing acara menggambarkan rasa empati atas tragedi kemanusiaan yang terjadi di Palestina. Para santri sejak dini dididik untuk selalu membantu sesamanya tak peduli dimanapun berada.
Selamat Milad dan Temaram ke-11 Dupi One, semoga terus menebar manfaat untuk menggapai berkah, aamiin
Komentar
Posting Komentar