![]() |
Fatiyya dkk PIII-4 DUPI di Pantai Nganteb |
Sesampainya di DUPI sudah ditunggu kedua anak kami, si Sulung Akbar yang kuliah di UMM sudah duluan tiba ke DUPI dan mendaftar ijinkan KP untuk adiknya. Karena sudah pegang kartu KP, langsung saja ananda Fatiyya kami ajak KP mencari kulineran untuk sarapan bersama.
Keluar dari DUPI menuju Malang Kota lalu lintas padat merayap. Rupanya kota Malang sedang ada acara karnaval di Jl Madyopuro dan ada acara peringatan hari batik di bundaran tugu Malang. Meskipun jalanan padat merayap akhirnya sampai juga di Wroeng SS di Jl Ciliwung kota Malang.
Di Waroeng SS ini kami pun saling bertukar cerita. Diawali dari cerita perjalanan Umroh kakaknya ananda Fatiyya, oleh-oleh Umroh yang di request ananda Fatiyya berupa jam tangan dari Madinah hingga kisah tahalul yang membuat kepala kakaknya gundul yang bikin tertawa sekeluarga “mas-mas, gundul kayak shaolin” canda Fatiyya.
Sambil menikmati sarapan, ananda Fatiyya pun bercerita banyak seputar kehidupan pesantren hingga pengalaman Perkemahan Penggalang Penegak (P3) yang digelar di pantai Nganteb.
Naik truk TNI merupakan pengalaman pertamakalinya, sungguh mengasyikan karena bisa melihat bebas alam sekitar selama dalam perjalanan menuju pantai Nganteb, jalanan pegunungan yang sempit naik turun dan berkelok-kelok.
![]() |
Kulineran di Waroeng SS |
Disela-sela cerita ananda Fatiyya terselingi gelak tawa keluarga karena melihat kakek bercucur airmata berkeringat dan mendesis karena kepedasan sambal ijo iwak wader he..he.. “minum mbah minum” justru diminumi teh hangat rasa pedasnya makin bertambah he..he..
Lanjut cerita ananda Fatiyya, sesampainya di pantai langsung mendirikan tenda kemudian upacara pembukaan P3. “Acaranya banyak dan padat sampai malam” ucap ananda Fatiyya
Sambil menikmati menu lele goreng kesukaannya, ananda Fatiyya bercerita keseruan saat outbond, lomba-lomba dan yel-yel regu sampai malam “ada penampilan ratu-ratuan gitu, kontes mencari princess scout namanya” tutur ananda Fatiyya.
Agenda yang padat dan berdisiplin diterapkan diacara P3. “Pas antri mau mandi, terdengar suara priiittt... ya kembali lagi ketenda gak jadi mandi, ikuti acara selanjutnya gak boleh telat, kalo telat kena hukum” kisahnya sambil nyruput es teh.
Saat ditanya tantenya kenapa mukanya tambah celeng (hitam) “Ya gimana ya, karena banyak kegiatan diluar dan panas, padahal sudah tak kasih pelembab tapi tetap saja, kata temanku, fat, mukamu sudah menyatu dengan matahari, meskipun dipakai pelembab tetap hitam” ucapnya yang langsung disambut tawa keluarga ha...ha...ha...
Saat kami tanya makanan selama di perkemahan, ananda Fatiyya bercerita jika makannya disiapkan oleh panitia kakak kelas jadi enak-enak. “Kalo pingin jajan ya beli di warung, saya beli degan, mie ayam dan minuman” ungkapnya. “Di hari ke-4 itu kan persedian air habis, lha anak-anak uangnya habis gak ada yang urunan, saya kan masih ada uang, akhirnya tak belikan air dan jajan-jajan bisa dimakan bersama habis 90 ribu” kisahnya
Kegiatan yang padat dari pagi hingga malam menuntut para peserta disiplin waktu dan kompak antar tim. “Banyak outbondnya, bagus-bagusan antar kelompok, ya capek ya senang pokoknya, sempat saya ketiduran saat materi saking ngantuknya” tuturnya
Umi nya bertanya adanya penjelajahan di IG DUPI, ananda Fatiyya menjawab “Oo.. itu jungle track, jalan kaki melewati hutan, sungai, kadang ya merangkak merayap seperti latihan tentara, baju basah dan berlumpur, tapi asyik he..he..” ceritanya penuh keceriaan.
Ananda Fatiyya cerita jika badannya pegal-pegal capek, pingin pulang untuk pijat, namun kami tidak menolak permintaannya, mengingat ilmu lebih penting. Kami sampaikan “Tahan dulu keinginan untuk pulang, toh nanti Desember libur 2 minggu, puas-puasin dirumah saat liburan, dua bulan kedepan fokus sekolah, lihatlah teman-temanmu yang dari luar pulau yang jarang pulang apalagi jarang disambangi orangtuanya dan sebatas VC an untuk melepas kangen. Belajarlah pada teman-temanmu yang dari luar pulau, mereka bermental baja, jauh dari orangtua dan kuat untuk tidak pulang. Kuatkan diri di pondok dan baru boleh pulang jika liburan. Jika abi dan umi tidak bisa sambang, ada mas Akbar yang akan nyambangi Fatiyya”
![]() |
Fatiyya foto dulu bersama keluarga sebelum pulang KP |
Usai kulineran lanjut ke toko sepatu, karena sepatu yang dipakai masih basah pasca P3 di pantai Nganteb. Ananda Fatiyya pun tidak mau KP lama-lama, karena masih ada tanggungan cucian yang menumpuk. Kamipun mengantar kembali ananda Fatiyya ke DUPI pukul 13.15
Banyak cerita dari ananda Fatiyya tentang ustadzah Zahra, ustadzah Rodhiyah dan ustadzah Yuni, karena ketiga ustadzah tersebut yang sering berinteraksi dengan putri kami.
Terimakasih para asatidz asatidzah DUPI yang telah membimbing putri kami hingga lebih baik. Sebagai walisantri kami berdoa, semoga para asatidz asatidzah DUPI senantiasa diberi kesehatan, kekuatan, keselamatan, limpahan rezeki dan keberkahan, Jazakumullah ahsanal jazai katsira, aamiin.
Komentar
Posting Komentar